Selasa, 28 September 2010

(?)

Hai Pa. Aku dapet beasiswa. Berkat Papa. Terimakasih. Take Care. Aku selalu doain papa. Jangan lupa dateng ke mimpiku. Mama baik. Aget sekarang nggak diem lagi. Temennya banyak, setiap hari main terus. Anya makin pinter. Nilainya bagus. Aku sangat baik. Kuliahku lancar. Tapi aku nggak bisa dimata kuliah senam. Aku ditarik masuk Squash. Aku masuk timnas rugby. Aku....aku kangen sebenernya. Aku tidur ya. Bye.

Rabu, 21 Juli 2010

Untitled

Kejar itu tidak pasti.
Kesana kemari masih saja menanti.
Jika kutulis sedikit aku dikata dramatisasi.
Kejar itu abadi,
Bahkan menahun rasa ini dalam nadi.
Sudah dimiliki, sudah dipunyai.
Tetap saja kejar ambil depan posisi.
Kejar tanpa dikejar,
tentu sakitnya sampai akar.
Seperti bunga setengah mekar.
Jangan tanya aku siapa.
Sesaat setelah adegan kejar-kejaran,
Aku lupa.
Lalu terlena, dan akhirnya semakin lupa.
Aku siapa ya?

Rabu, 30 Juni 2010

Cerita si Sulung

Papa,
Semua indah semenjak 18 tahun yang lalu. Semua begitu indah.
Sekarang juga akan tetap indah.
Dengan berjejer foto papa tampan tertawa.
Dengan jutaan kenangan yang papa tinggalkan.
Semua akan indah.

Tapi 8 Juni 2010 tidak akan sebahagia hari yang lain.
Ketika anak papa diterima di jurusan Ilmu Pemerintahan di sebuah Universitas Negeri.
Ketika anak papa dengan gembira berteriak "Papa aku dapet FISIP"
Papa tau kan?
Itu yang anak papa mau. Bahkan dari semenjak ia mengenakan putih abunya.
Papa selalu tahu itu.
Karena anak papa tidak akan melewati satupun hari tanpa bercerita.
Tentang sekolah, cita-cita, cinta, dan segalanya yang papa harus tau.
Papa tau segala sesuatu tentang anak perempuan sulungnya.
Karena sebelum tidur,
Selama papa terbaring tak berdaya..
Anak perempuan papa selalu memeluk papa..
Mendoakan papa agar papa cepat sembuh dan bisa kembali ceria..
Lalu papa mulai bercerita
Tentang hidup dan harapannya kepada anak perempuan yang sedang memeluknya.
Papa adalah papa nomor 1 didunia.
Tidak pernah menuntut lebih, tidak juga memaksakan kehendak.
Papa hanya mau anaknya memilih apa yang disukainya, dan papa berjanji akan menuntun anak perempuannya meraih cita-cita.

Tapi, 8 Juni 2010 tidak akan bisa menggantikan jutaan kenangan yang pernah ada.
Ketika setelah anak sulungnya menunggu jawaban papa.
Papa berusaha bicara. Berusaha menggerakan stroke di kaki kanannya.
Berusaha mengambil handphone yang sedari tadi di pegang mama.
Berusaha bicara..tapi terbata.
Papa, jangan dipaksa. Istirahatlah.
Dan akhirnya setelah itu..
Papa istirahat untuk selamanya.
Selamanya...
Papa sembuh
Selamanya..
Papa bahagia
Selamanya...

Papa meninggalkan anak sulungnya yang membohongi hatinya.
Berusaha kuat, tidak menangis, tidak bersedih, bahkan anak sulungnya berusaha menenangkan semua orang yang papa tinggal pergi.
Tapi, kenyataan berbeda.
Anak sulungnya menangis dan menjerit dalam hati.
Anak sulungnya kecewa. "Papa belum lihat aku dengan almamater kampusku! Papa belum lihat aku memegang ijazah SMA tanda kelulusan. Papa pergi sesaat setelah aku menelepon Papa. Papa, kenapa secepat ini?" Begitu berulang kali yang ia raung dalam hati.
Anak sulungnya enggan menangis.
Anak sulungnya seolah tidak peduli dan tidak merindukan papa.
Padahal, didalam hatinya.......

"Pa, aku kangen. Aku kangen ketika kita harus berhenti di suatu waktu. Bercerita di meja makan. Hanya kita berdua sementara adik-adik pergi mengaji. Aku kangen ketika papa masuk ke kamar ku dan mengomentari segala sudut yang papa bilang 'Ini masih kotor, bersihin lagi' aku kangen ketika papa menemani aku lari pagi sementara papa bersepeda dan kita masih saja berdiskusi..Apapun, pa. Kita tidak pernah beda pendapat. Selalu sama. Aku kangen mie goreng bikinan papa, aku kangen papa yang setiap malam minggu duduk di bangku ruang tamu menunggu aku pulang hingga larut malam, bahkan aku kangen 23 April. Tanggal dimana aku berulang tahun dan sewaktu ada papa. Papa lah yang pertama membuka pintu kamar, memeluk dan cium pipi aku hampir selama 18 tahun ini. Aku kangen itu semua"

Begitulah kira-kira si anak sulung selalu bicara setiap malam.
Ketika lampu padam, mama dan adik-adik pun sudah lelap.
Anak sulungnya terjaga..
Dalam ketidak mampuan yang tak terhingga untuk menggapai Papa.
Dalam sesak dada karena seharian menahan tangis dan rindu yang tiada tara.
Anak sulung itu menangis.
Merindukan sang papa yang pasti sedang tertawa di sisi Sang Maha Pencipta.



PS: Aku punya cerita pa, nanti ya kalo aku main ke tempat papa. Dia orang baik, pasti papa suka dan setuju :) . Oh iya, ada salam dari Anya dan Aget, rapot mereka semester ini naik loh :) Aku juga, nilai rapotku bagus. Usaha mama makin maju loh pa, papa harus tau itu semua. Aku ada banyaaak sekali cerita. See you soon. I love you :)

Selasa, 22 Juni 2010

Glee

#glee : hello - I can see it in your eyes
I can see it in your smile
You’re all I’ve ever wanted
And my arms are open wide
Cause you know just what to say
And you know just what to do
And I want to tell you so much
I love you

Senin, 21 Juni 2010

I WOULD KILL TO GO BACK!






I miss you DAD!!

Selasa, 11 Mei 2010

I'm glowing in you, night.

How lucky having this Peacock in my head.





Hey there people. The photos you see are so my too-late-to-upload photos. I got some souvenir from my uncle. He had been in Alaska and Brazil and how kind, he gave me the cute peacock hat. That peacock usually use for Mardigras Event and also I took a photo with that cute book named "Touch and Feel Alaska's Animals", actually that book belongs to my cousin but I didn't know how come it can leave on my souvenir pocket. This is the right book for you all who had never ever been in Alaska. There, we can feel how warm the bear's fur and it was really a real fur, you can also touch the velvety of moose nose. You don't have to go to Alaska to meet the moose, just touch and feel how the Alaska's animal is . So you never regret buying that book. I guarantee :). Well, I asked my little sister to take several photos and I choose two photos of so many pics that she took for me. It was just because she doesn't like if I ask her too much favor, but she did it well. I love these photos and my little brother helped me in editing. How lucky I am, having a great siblings like them hehehe.
By the way, have you seen my little sister? My mom says she was just a way like me when I was child.









Really, I envy her make-up set! Mom always give what she wants. Lucky you, Cindranya.




Can I be like you, Mr peacock?
Fly me to the sky and I'll go anywhere.
Over mountain, forest and seas and go anywhere that I pleased.
Sometimes I just get bored with all the routine activity as a person.
I really wanna get out from all these things.
So, I can breathe easily.
Greet the white cloud and watching the sunrise without any distraction
Greet another bird, and we fly together across the sky.
Feel the warm air around my body and see,
those green forests are full of big tractors and containers..
They want it woods, they exploit.
They want the animals, they kill them all.
I can't see the green become red easily, fire everywhere.
Those illegal logging, those illegal hunt. They hurt the earth.
Why don't we move to the sea, Mr Peacock?
Tell me how those blue conquer the world and keep us safely.
But, all I can see is only trashes around the beach.
And the blue isn't too blue like what I saw before.
They bomb the sea, they get what they want.
Fishes, shells, pearls, and everything inside the deep blue sea.
I can't stand on this any longer, Sir.
Something have to change personally, and I have to change myself.
This world is going so crazy with all the greedy people around.
They kill the animals, they burn the forest and they bomb the sea.
Isn't it too bad? I can't help cursing them all of any disaster that would happen next.
Save us, God.
And thank you Mr Peacock. You let me explore the world. The horrible world.
Love,
Deandra

Selasa, 04 Mei 2010

Jumat, 30 April 2010

Can you guess who is 18:18?


R...endezvouz
I don't know how to start. But the rendezvous between us has just ruled my life.
I don't know how to end this hard feeling.
But ever since I try to hide from this unspeakable thing.
I can't hide.
The more I try to run the more I believe you're standing there.
The more I try to hide the more I believe this life long wait never make me insane.
So, I miss you.
Despite the fact that you never love me like I do.
But I miss you. All I can say is I miss you.

Sabtu, 24 April 2010

18


Welcome eighteen years old :)

Rabu, 14 April 2010

Tunggu, Mimpi...

Tungguku akan jadi berharga jika kamulah yang jadi jawaban atas semua tanya.
Sangsi yang berlipat dan keraguan yang berkecamuk menjadi tawar dan kamu menjadi pengobat.
Tungguku tidak akan sia-sia ketika kamu datang membawa arwah mu tanpa meski.
Kan kuingat selalu langit dan mega yang menghamparkan ribuan keyakinan tanpa tapi.
Tungguku benar-benar tiada hanya jadi anyir di kali.
Kamu akan datang bawakan aku seikat mawar seperti dahulu.
Aku tahu.
Aku yakin.
Pasti dan tidak akan tidak mungkin.

Ah ya, tirai mimpi pun ditutup. Mimpi memang selalu begitu. Datang padahal aku sedang tidak ingin bermimpi.

Senin, 12 April 2010

Sang Maha Nyeni.

Ibnu Sina memiliki tiga buah seruling. Sekali waktu, ketiga seruling itu dimainkan secara berurutan di istana raja. Ketika seruling pertama dibunyikan, ternyata raja dan penonton lain di istana tertawa. Ketika seruling kedua selesai dimainkan, sang raja dan penonton lainnya menangis. Terakhir, ketika seruling ketiga selesai dimainkan, ternyata seisi ruangan tersebut tertidur.

Seruling, sebagai bagian dari musik atau dunia seni, bagaikan pisau bermata dua. Bebas nilai. Mau menggunakannya untuk kebaikan atau kejahatan, tergantung penggunanya. Dengan terminologi ini, seni bisa jadi jalan untuk ke arah kehancuran, dan bisa juga dijadikan alat untuk berdakwah.

Tidak bisa dibantah. Dunia seni, termasuk musik dan film, berkembang pesat di barat. Seni bahkan sudah jadi komoditi, yang menghasilkan uang banyak. Sayangnya, dunia kapitalis mengeksploitasi seni hanya sekedar untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.

Jadilah seni sebagai tontonan, yang melemparkan para bintangnya ke dunia gemerlap. Hasilnya? Rock Hudson dan Freddy Mercury berakhir hidupnya karena aids. Janis Joplin, John Belushi, Jimmy Hendrix, Elvis Presley dan terakhir Michael Jackson, mengakhiri hidupnya dalam usia relatif muda karena ketergantungan obat-obatan terlarang.

Mereka sekedar menyajikan tontonan. Lain di panggung, lain pula di keseharian. Di atas panggung, mereka adalah pribadi-pribadi sempurna yang jadi idola banyak orang yang haus hiburan. Sayangnya, di luar panggung mereka adalah pribadi-pribadi kosong yang haus. Mereka hidup dalam kemunafikan yang parah. Sayangnya lagi, mereka memuaskan dahaga mereka dengan cara yang keliru. Perilaku para bintang ditiru oleh fansnya. Jadilah seni sebagai promotor kehancuran.

Para wali penyebar Islam di tanah jawa, menyisipkan dakwah mereka pada idiom-idiom pewayangan dan tembang-tembang macapatan. Ayat Al-Qur’an dan Hadits nabi masuk dalam keseharian perilaku mereka.

Kini, sisipan seni dalam dakwah hanya dikenal dalam irama gambus atau kasidahan. Film dan sinetron dikemas dengan bumbu-bumbu mistik yang kental. Seolah-olah ayat Al-Qur’an hanya digunakan sebagai pengusir setan.

Allah Maha Indah, dan menyukai keindahan. Saya merindukan, suatu saat digelar sebuah konser musik yang menjadi tontonan sekaligus tuntunan. Sebuah pertunjukan yang keluar dari pakem yang sudah ada sekarang. Syair-syair indah didendangkan, diiringi dengan musik menyentuh hati. Not only kasidahan. Film dan sinetron berkisah, mengajak pada kebaikan. Bukan hanya bercerita bagaimana ayat-ayat dapat menagkal dan mengusir setan. Para bintangnya menyerukan kebenaran, dan menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari. Alangkah indahnya ...


Sumber klik disini

Minggu, 11 April 2010

Ibuku adalah,

Ibuku adalah ketika aku datang mengadu sambil menangis tersedu-sedu. Ketika badanku mau runtuh, Ibulah yang mengusap sambil berkata "Kamu memang bukan yang terbaik buat dia". Ibuku memang setan logika. Beliau tidak pernah berpikir bagaiman manis akan dirasa. Beliau selalu melihat segalanya dari sisi abu-abu. "Melihat sesuatu dari kelemahan kita adalah cara paling bijak untuk bertahan hidup" begitu katanya.

Ibuku adalah ketika beliau membentakku dengan kata-kata kasar. Memarahiku dengan mata nanar. Lalu, beberapa menit berselang ia bertanya "kamu sudah makan sayang?". Beliau memang gampang naik darah, omongnya juga tidak mau kalah, dan lagi ia adalah wanita paling keras kepala yang pernah ada. Namun tidaklah ia tega melihat anak sulungnya merasa bersalah. Ia lantas membuatkanku sepiring mie atau apapun yang aku suka.

Ibuku adalah ketika aku meminta segalanya. Apapun itu, selama beliau bisa beliau memenuhinya. Walaupun dengan mata lelah karena seharian bekerja. Ibuku tetap ibu nomor satu di dunia. Ketika aku bangun pagi, ketika itu juga beliau pergi untuk membeli bahan makanan. Lalu dibuatkan lah aku selembar roti sambil berkata "mau makan siang pakai apa?". Lalu ketika siang hari, tak ada makanan di meja. Aku meneleponnya dan berkata "mana sih makanannya ma? kok gak masak?" dengan nada siapa elu siapa gua. Dan ibuku yang biasanya galak berkata "ada di kulkas, kamu panasin makan siangnya" begitu ia berkata walaupun (seperti biasa) dengan nada tidak mau kalah.

Ibuku adalah ketika ia pulang larut malam, dan aku menunggu nya hanya untuk makan malam. Karena beliau rutin membawakan aku dan ayahku makanan. Lalu, selagi kami makan Ibuku bercerita tentang teman kerjanya yang lucu sampai kami tertawa, ia juga membagi cerita tentang bagaimana atasannya yang seringkali suka tidak mau disalahkan. Semua itu seakan menjadi warna khusus pemecah sunyinya malam..begitulah ia berusaha menyembunyikan segala letih yang meradang. Begitu juga beliau berusaha untuk selalu ceria tanpa beban.

Ibuku adalah ketika aku (lagi-lagi) menangis menulis cerita tentangnya. Cerita paling indah untuknya yang hanya bisa kugoreskan dengan kata-kata. Bukan dengan jutaan uang melimpah hasil ku bekerja. Mengingat betapa sering aku melukai hatinya. Mengingat sampai pada detik ini aku belum bisa menjadi seperti pintanya. Tapi aku tak pernah bosan meminta, gadget baru, uang jajan dan segala tetek bengek yang sepertinya tak seharusnya kuminta. Tapi Ibu tetap menurutinya.

Ibuku adalah mutiara, dan semoga nanti aku bisa menjadi malaikat untuknya..

Sabtu, 10 April 2010

This is the point.......

Ngebayangin betapa salah tingkahnya aku depan kamu itu aneh ya?
Iya aneh banget, aku harus slalu cari cara supaya kamu betah ngobrol lama lama sama aku.
Bahkan, setiap kamu sms aku. Aku butuh waktu 7 menit buat mikir apa yang harus aku omongin supaya kamu bisa bales sms aku lagi.
Tapi aneh ya, lewat 3 menit nama kamu ngga muncul di inbox aku. Aku udah cemas, takut kamu ngga bales sms aku.
Tiap nama kamu nongol sebagai panggilan masuk, aku juga takut buat angkat. Aku takut kalo kamu mutusin pembicaraan, ya aku takut garing.
Aku ini kenapa? Bisa tolong kamu jelaskan?
Kenapa aku slalu pengen berlama2 kalo sama kamu?
Rasanya, kemarin itu masih sebentar. Padahal, dimulai dari setaun yang lalu, aku dengerin kamu ngomong di telpon, entah itu 2 jam, 3 jam, bahkan pernah kan sampe 6 jam?
Tapi, masih aja kurang. Rasanya aku mau sama kamu terus. yaaa terus dan terus. Tapi itu nggak mungkin ya?

Oiya, aku butuh waktu untuk berfikir mungkin ngga ya aku bisa sama2 kamu terus.
Ternyata jawabannya 'nggak' waktu aku tanya kenapa? aku pun nggak bisa jawab.
Tapi, aku bisa ngambil kesimpulan dari apa yg udah kita jalanin.
Okaay, kita emang beda..
Keyakinan, tujuan hidup, keinginan, gaya hidup, cara berinteraksi, cara menyampaikan pendapat. Yaaaa, kita amat sangat berbeda.
Sampai sekarang, ngga ada kan yang bisa kita lakuin untuk mempersatukan perbedaan itu?
Malah karena itu kita pisah. Ngomong2 tentang gaya hidup, kita emang beda banget yaaaa?
Kamu yang everyday is party dan aku yang everyday is study. Aaargh, butuh waktu buat ngejelasin isi hati aku. Aku harus berulang kali meng-update notes ini supaya jadi yg aku mau.
Ah aku keras kepala ya?
Aku banyak minta ya?
Atau mungkin aku masih akan tetap seambisius dulu?